Teras Dunia

Manusia hidup karena kasih sayang..tidak ada daya upaya kecuali karena rahmat-Nya. Hidup adalah perjuangan, hidup adalah pelajaran. Maka ingat juga, Rasul menunggu di telaga, adinda menunggu di surga

Monday, January 09, 2006

Rehat...

Mari Kembali Merenungi

HENING


Kalau biru itu sunyi
Maka senyap berlari

Kalau cinta itu biru
Pasir pun tak mampu membuatnya kelabu

Karena cinta tertinggi yang tumbuh
Maka akan kusuburkan dengan hujan rimbun rimba

Dalam hening detik yang khusyu
Perlahan membuka pintu-pintu kegelisahan
Pecah, satu titik bening menetes
Ampuni aku ya Rabb…


Jakarta 2004












Syukur

Tapak ini berpijak di tepi rimba
Mereka di tepi senapan

Mata ini terbuka di ujung senja
Mereka di ujung baja

Aku diikuti derai
Derai mereka semangat yang membara

Aku rindu derai cinta
Mereka mulia karena cinta

Cintaku cintanya
Aku ingin
pena ini senapan baginya
yang akan menggoreskan
kalimat cinta…


Jakarta 2004









Episode Nur Jauh

Malam tetap biasa
Dingin akrab selimuti kalbu senyap
Rindu sangat senyum tipis atau tebal

Bis, kereta, jalanan pikuk
Matahari larikan telapak kosong

Lembar-lembar cita dan mati
Kusam lalu tetap berteriak
batu

Malam tetap biasa
Dan redup berpendar nyaris tanpa bayang
Meringkuk di pojok kebisingan
Pahit

Dan malam tetap biasa
Dendang cinta

Tegal, 14 Juni 2004

2 Comments:

At 4:14 AM, Anonymous Anonymous said...

Wa kakak... di antara semua isi blog ini... ni bagian yang paling bagus. soalnya ga ada jayus-jayuan dan narsis-narsisannya si budi tea. he2...

puisiya bagus... aku suka... dalem..

budi buatin puisi yang spesial buat ku donk. he2.. jangan pelit!!! ;p

 
At 4:14 AM, Anonymous Anonymous said...

Wa kakak... di antara semua isi blog ini... ni bagian yang paling bagus. soalnya ga ada jayus-jayuan dan narsis-narsisannya si budi tea. he2...

puisiya bagus... aku suka... dalem..

budi buatin puisi yang spesial buat ku donk. he2.. jangan pelit!!! ;p

 

Post a Comment

<< Home