Teras Dunia

Manusia hidup karena kasih sayang..tidak ada daya upaya kecuali karena rahmat-Nya. Hidup adalah perjuangan, hidup adalah pelajaran. Maka ingat juga, Rasul menunggu di telaga, adinda menunggu di surga

Monday, October 30, 2006

It's Hard to Say 'OK'

When my heart can not stay calm, I wrape myself in a bias circumstance. Many questions appear, I always try to answer it by saying 'I don't know'. Why am I too crazy on thinking over whether tomorrow still mine and so does today? Like a thin butterfly in a very beatiful garden yet full of burden to touch even one of rose crown. I saw and see it, but I handle it invisible.

So just one path in peace I've to go through, in guiding of my beloved guide. That path is not real. Just when I clean myself up I can be the part of it. To be a dust with other thousands of dust, like Rumi beside me... Free from wrapeness.

In Syawal I walk
Budi

Sunday, October 15, 2006

Ramadhan Ceria A3

Selama dua hari lalu (Sabtu & Minggu, 14 & 15 Oktober 2006) kompleks kosan Avicena-Averous-Azahra mengadakan kegiatan Ramadhan yang diberi tema "Ramadhan Ceria A3". Alhmdulillah, acaranya berlangsung lancar, meski masih terdapat kekurangan di beberapa bagian. Kekurangan itu misalnya miscom antara Pak RW, Pak RT, dan warga. Panitia sudah memberitahukan ke Pak RW supaya warga diminta hadir pukul 9 pagi. Ternyata sampai jam 10.30 belum ada satu pun warga yang datang. Setelah dicek lagi, ternyata Pak RW dan Pak RT hanya mengumumkan kegiatan yang dilaksanakan sore hari (kegitan di hari Sabtu ada dua, pagi dan sore).

Rasanya seneng banget! Panitia nyiapinnya beneran loh..banyak tempelan, kartun di sana-sini. Ada nonton bareng, ada taman bacaan, pengobatan gratis, penyuluhan. Ada juga gantungan burung-burungan dari kertas..yang bikin akhwat2nya..

Fotonya juga banyak. Insya Allah, moga bisa, saya masukan ke blog. Ga tau, pagi ini udah di beresin belum ya, terpalnya..

Ups..ok, mau siap2 buat kuliah. Jam 9.40 siy, tapi pengen 'nongkrong' dulu di kampus, cari amal, he..

NB: inspiring morning. Surely, i'tikaf is refreshing, ustadz (who?) said. Thanks for the blog, Pak Philips and friends. Someday my blog should be in your list..he..

Saturday, October 14, 2006

Why Japan?

"Why Japan?". Itu pertanyaan pertama dari salah satu penyeleksi Jumat itu. Menarik! Sungguh menarik! Saya pikir pertanyaan itu sangat berbobot, meski hanya terdiri dari dua kata. Mulailah 'cerita' yang sudah saya siapkan mengalir dari bibir ini. Awalnya saya berusaha untuk mengatur kalimat sehati-hati mungkin. Pengalaman, saya sering mendapatkan jawaban yang -saya pikir- lebih tepat setelah saat-saat menegangkan di mana jawaban itu sangat dibutuhkan. So, why Japan?

Saya tidak mau munafik dengan mengatakan bahwa saya tidak tertegun melihat perkembangan Cina dan India (utamanya Cina). Tapi, selain saat itu Jepang adalah objek pembicaraan, saya juga melihat sebenarnya orang sedang ternina bobo oleh euforia keajaiban Cina dan India, setelah sebelumnya New Industrialized Countries (NICs). Kenyataannya, Jepang makin memperluas pengaruhnya selain melalui kekuatan ekonomi yang menakjubkan yaitu dengan pengaruh budayanya.

Tidak bisa dipungkiri, banyak remaja kini gemar anime, film-film kartun buatan Jepang. Sisanya, namun tidak jarang juga dari mereka, menyukai musik-musik Jepang, mengikuti mode remaja Jepang, mengumpulkan aksesori berbau Jepang, hingga mengambil kursus Bahasa Jepang demi bisa memahami berbagai produk Jepang (film, komik, lainnya).

Second phase of influence spread? Jepang kini tetap semenarik Jepang dahulu. Meski demikian, 'keengganan' Jepang untuk melampaui pengaruh Amerika Serikat terus memunculkan pertanyaan di benak saya: Tidak maukah Jepang menguasai dunia seperti harapannya kala Perang Dunia II?

.:Budi:.

Why Japan?

"Why Japan?". Itu pertanyaan pertama dari salah satu penyeleksi Jumat itu. Menarik! Sungguh menarik! Saya pikir pertanyaan itu sangat berbobot, meski hanya terdiri dari dua kata. Mulailah 'cerita' yang sudah saya siapkan mengalir dari bibir ini. Awalnya saya berusaha untuk mengatur kalimat sehati-hati mungkin. Pengalaman, saya sering mendapatkan jawaban yang -saya pikir- lebih tepat setelah saat-saat menegangkan di mana jawaban itu sangat dibutuhkan. So, why Japan?

Saya tidak mau munafik dengan mengatakan bahwa saya tidak tertegun melihat perkembangan Cina dan India (utamanya Cina). Tapi, selain saat itu Jepang adalah objek pembicaraan, saya juga melihat sebenarnya orang sedang ternina bobo oleh euforia keajaiban Cina dan India, setelah sebelumnya New Industrialized Countries (NICs). Kenyataannya, Jepang makin memperluas pengaruhnya selain melalui kekuatan ekonomi yang menakjubkan yaitu dengan pengaruh budayanya.

Tidak bisa dipungkiri, banyak remaja kini gemar anime, film-film kartun buatan Jepang. Sisanya, namun tidak jarang juga dari mereka, menyukai musik-musik Jepang, mengikuti mode remaja Jepang, mengumpulkan aksesori berbau Jepang, hingga mengambil kursus Bahasa Jepang demi bisa memahami berbagai produk Jepang (film, komik, lainnya).

Second phase of influence spread? Jepang kini tetap semenarik Jepang dahulu. Meski demikian, 'keengganan' Jepang untuk melampaui pengaruh Amerika Serikat terus memunculkan pertanyaan di benak saya: Tidak maukah Jepang menguasai dunia seperti harapannya kala Perang Dunia II?