Teras Dunia

Manusia hidup karena kasih sayang..tidak ada daya upaya kecuali karena rahmat-Nya. Hidup adalah perjuangan, hidup adalah pelajaran. Maka ingat juga, Rasul menunggu di telaga, adinda menunggu di surga

Tuesday, May 30, 2006

Sedih

Nuansa romantisme kesempurnaan sedang dalam menembus relung hati. Tubuh dan ruh, rasa dan asa, mencapai harmoni terindah. Jika Yong-Bin seorang Fahri yang sedang mengambil program magister di Universitas Al-Azhar, maka benar prediksi ini: berbagiku belum untuk semesta alam.

Tiba-tiba saudara-saudaraku tercinta, yang moga lembut hatinya, menari-nari dalam lagu cinta. Aku sebenarnya bertanya demikian sering, apakah itu cinta?Huh, pertanyaan ambigu. Apa itu cinta? yang berjawab definisi cinta dan Apa itu cinta? yang berjawab iya atau bukan.

Lalu romantisme itu berubah menjadi gerimis kesedihan. Rabb...saudaraku berpegang mesra?!

Belum menjadi bagian diri memang cinta yang tertinggi, dan tidak untuk semua orang. Jikalau sahabat pembaca tak menghendaki bahwa keputusan yang menyelamatkan (dengan pembatasan) telah ada, maka tidak usah melelahkan diri untuk menceracau bahwa manusia adalah segalanya, yang ketika satu tali berpegang kokoh hendaknya dipeluk erat berada dekat malah bertingkah seolah orang buta yang sombong. 'Aku adalah manusia yang bebas'.

Aku sedih. Biru ini terlalu kelabu. Sahabat yang aku berharap bertemu di 'Adn kelak terlupa (dan mungkin akupun demikian?) bahwa kita hendaknya sama-sama mengingatkan tangan kita untuk tidak perlahan melepaskan tali berpegang yang kokoh.

Rabb...bolehkah hamba merasa kecewa?Kau Maha Mengerti ini ya Rabb...

.:Budi:.
untuk sahabatku terkasih, mari belajar cinta

Sunday, May 28, 2006

IFED 2006 Untuk Malam Ini

Terima kasih untuk semua yang telah berpartisipasi dalam IFED (Inter-Faculty English Debate) 2006, Universitas Padjadjaran. Panitia, peserta, adju, semua. Moga selalu ada langkah menjadi lebih baik. Satu batu bata ini tidak bisa serta-merta membangunkan kita istana, namun keindahan akhlak yang terus dibangun moga tidak menjadikan ini satu batu, melainkan hamparan padang rumput nan hijau dengan pohon-pohon buah di sana-sini.

Malam ini kita menjadi penikmat kerja jika kita menyirami hati dengan keikhlasan murni. Nikmat yang sangat.

Selamat buat teman-teman dari FISIP yang sudah menyabet juara 1 dan 2. Peye selamat juga jadi best speaker. Selamat. Kerja teman-teman tidak sia-sia. Prestasi itu cinta dan jalan menyelaminya.

.:Budi:.
untuk teman-teman yang aku sedih pada mereka:'jangan pernah menyanjung cinta bila tak mengerti maknanya cinta'(Melly Goeslaw)

Sunday, May 21, 2006

Masih Saja Mencerai Berai

Amerika Serikat (AS), seperti dilansir eramuslim.com, mulai menawarkan persenjataan kepada negara-negara tetangga Iran guna memperkuat pertahanan militernya. Ini dilakukan berkaitan dengan isu yang kini gencar dihembuskan AS, 'ambisi nuklir Iran' (http://www.eramuslim.com/i.php/news/int/446ddb2f.htm).

Tindakan AS ini tidak menunjukkan hal baru, bahkan kian mempertegas bahwa taktik pecah-belah yang juga telah digunakan penjajah dalam mempertahankan kekuasaannya di tanah jajahan merupakan pilihan aksi kebijakan luar negeri AS.

Kondisi ini mengindikasikan dua hal. Pertama, AS sedang benar-benar mempersiapkan perang terhadap Iran. Kedua, AS menjadi musuh terbesar bagi terwujudnya perdamaian dunia.

Medan Sedang Dipersiapkan
Instrumen militer merupakan bentuk mutlak dari keberadaan kebutuhan akan pertahanan suatu negara untuk menjaga survival-nya. Negara akan memperkuat persenjataan militer ketika ancaman keamanan dirasa meningkat. Peningkatan ancaman ini bisa disebabkan oleh aktivitas negara lain, yang selanjutnya menyebabkan arm races (perlombaan senjata), atau juga oleh isu yang sengaja dihembuskan guna menciptakan wilayah ancaman, suatu wilayah di mana negara-negara yang ada di dalamnya merasa terancam oleh suatu ancaman tertentu. Misalnya isu pengembangan mass destruction weapon (senjata pemusnah massal) oleh suatu negara yang selanjutnya menyebabkan negara-negara disekelilingnya merasa terancam.

Amerika Serikat dalam kasus ini memainkan sebuah isu guna menciptakan rasa terancam di antara negara-negara tetangga Iran. Pengembangan teknologi nuklir Iran yang ditujukan untuk tujuan damai (pembangkit tenaga listrik) dianggap berbeda oleh AS. Negeri adidaya itu meyakini bahwa Iran juga sedang mengembangkan senjata nuklir. Selanjutnya, isu-isu yang berkaitan dengan kekhawatiran akan keberadaan senjata nuklir terus dihembuskan AS melalui praktek diplomasi maupun media soft power lainnya seperti pembentukan opini publik.

Dengan dilakukannya pembahasan kebutuhan persenjataan militer oleh AS dan negara-negara tetangga Iran, keterpaduan negara-negara Timur Tengah sebagai negara Islam dengan kultur Arab kembali dipertaruhkan, setelah sebelumnya keterpaduan itu kalah uji ketika AS melancarkan perang ke Irak yang dimulai tahun 2003 lalu. Kestabilan yang sebenarnya bisa diwujudkan karena persamaan identitas yang kental di antara negara-negara Timur Tengah terus tercegah oleh kebijakan AS yang mendikotomi negara-negara tersebut. Maka ketika suatu ancaman telah terbentuk, kekhawatiran akan senjata nuklir telah memuncak di antara negara-negara tetangga Iran, dan militer telah dipersiapkan guna menghadapi ancaman tersebut, maka satu gesekan kecil akan dengan mudah meletuskan perang. AS telah membentuk Timur Tengah kembali menjadi medan perang.

Ancaman Global
Pertanyaan yang muncul kemudian adalah, apakah dengan perang AS benar-benar mewujudkan perdamaian global sebagaimana selalu ia dengungkan melalui slogan demokrasi dan hak asasi manusia itu?

Perang bukan tidak mungkin bisa melebar mengingat kawasan Timur Tengah merupakan kawasan pertemuan berbagai kepentingan. Sebut saja kepentingan negara-negara Islam untuk mempertahankan tanah suci di Palestina yang saat ini dijajah oleh Israel. Atau juga kepentingan negara-negara Eropa sehubungan dengan minyak, baik kebutuhan suplai maupun kestabilan ekonomi global.

AS selama ini mencengkeramkan kukunya di Timur Tengah salah satunya melalui Israel yang dikenal sebagai kepanjangan tangan AS di kawasan tersebut. Iran di sisi lain, menilai keberadaan Israel sebagai duri dalam daging. Jika dunia ini dianggap sebagai sebuah tubuh, maka Iran menilai keberadaan Israel sebagai penyebab konflik global selama ini, sebagaimana tubuh yang merasa sakit keseluruhan ketika duri, meski kecil, bersarang di dalam daging.

AS dan Eropa memiliki persenjataan kuat dan canggih, sedangkan penjualan senjata oleh AS ke negara-negara Timur Tengah selain Iran akan mengakselerasi kekuatan negara-negara tersebut. Kekuatan militer telah dan akan memberikan keyakinan negara-negara tersebut terhadap kemampuannya mecapai kepentingan.

bersambung...

.:Budi:.

Friday, May 19, 2006

Karena Kau Mengusikku

Simbol Punya Makna

Jika seseorang berada berjam-jam di depan cermin hanya untuk memberi status 'indah', 'cantik', atau 'ganteng', maka itu telah membuka peluang -bahkan mungkin sudah menjadi- penghambaan terhadap simbol. Dosen adalah yang yang memberi fasilitas bagi mahasiswa untuk menggali ilmu. Maka itulah simbol yang muncul dalam diri dosen. Meski keduanya berbeda, namun keduanya menunjukkan hal yang sama: simbol tidak 'mati'.

Simbol hidup dengan makna. Ia punya makna, karenanya bisa dipahami dan memberikan pemahaman.

Adakah orang yang hidup di luar nilai? Jika tidak, maka simbol telah membantu manusia mencapai nilai itu. Simbol telah membantu manusia dalam membedakan bersih-kotor, indah-jelek, baik-buruk. Perihal keberadaan nilai yang juga muncul dari proses interaksi sosial, maka tidak menjadi penghalang bagi terbuktinya peran simbol dalam menjalankan perannya.

Bagaimana menjadi mahasiswa yang sukses? Belajar tekun, aktivitas akademis dan non-akademis yang seimbang, raih IP tinggi. Itulah simbol mahasiswa sukses! Maka bagaimana mungkin saya menyematkan keyakinan dalam lubuk hati bahwa saya punya dosen yang profesional jika saya tidak punya simbol profesionalitas?

.:Budi:.